Promo

Solusi kebutuhan dan konsultasi peralatan broadcast silakan kunjungi online marketplace kami di www.bukalapak.com dan https://belanjaqu.co.id/tokobroadcastindonesia Contact: 081282171239 PIN BB: 7D55B314

Kamis, 31 Desember 2015

Mengenal Ukuran Mount lensa Pada Kamera Televisi ENG dan EFP

Pada kesempatan kali ini untuk menyambut pergantian  tahun 2015 menuju tahun 2016 saya akan memposting masih tentang lensa yaitu mengenal image size atau di sebut juga dengan ukuran mulut lensa yang terdapat pada camcorder baik itu pada lensa kamera televisi  ENG maupun EFP, kenapa saya fokuskan masih tentang lensa karena dari pengalaman saya selama ini banyak varian lensa baik itu lensa jenis BCTV maupun HDTV sudah sangat berkembang pesat sekali jadi bagi teman-teman yang ingin mempelajari tentang teknik kamera video (Camcorder maupun EFP) postingan ini mudah-mudahan bisa membantu untuk menambah pengetahuan kita tentang lensa. Sebagai bahan materi saya review sedikit tentang lensa sebagai gambaran umum bahwa lensa itu terbentuk dari 3 bagian utama diantaranya yaitu:
1. Optic
2. Actuator
3. Coating
Darimana saya bisa menuliskan 3 bagian utama penyusun dari lensa ini, informasi ini di dapat dari Canon yaitu produsen kawakan lensa dengan kualitas pencitraan kelas wahid yang sudah sangat berpengalaman dalam membuat lensa-lensa Camcorder ENG maupun EFP dengan model lensa BCTV yang bersandi Yj , hingga model lensa HDTV yang bersandi Hj maupun lensa EF yang sangat fenomenal yang diperuntukan untuk kamera DSLR. kenapa saya ambil contoh Canon karena lensa-lensa ini sangat banyak sekali di gunakan umumnya pada camera televisi baik itu yang diperuntukan untuk Kamera ENG maupun EFP, walaupun saat ini sudah banyak juga produsen lain yaitu Fujinon maupun Carl zeis yang di pergunakan pada jenis camera ENG.
Terkadang kita agak kesulitan mencari informasi tentang image size atau ukuran mulut lensa yang terdapat pada camcorder ENG dan EFP, contoh ada lensa yang mempunyai image size:

2/3"
1/2"

Apa maksud dari bilangan-bilangan seperti yang tertulis di atas untuk lebih jelasnya seperti terlihat pada gambar berikut ini:

Kamera EFP

Gambar diatas merupakan salah satu contoh jenis kamera televisi yang saat ini masih banyak digunakan untuk produksi acara baik di studio maupun di luar studio  dan jenis kamera ini disebut kamera EFP (Electronic Field Production), dari gambar diatas kita lihat lensa yang di pergunakan yaitu Lensa yang mempunyai ukuran mount 2/3", pada umumnya kamera video yang di peruntukan untuk EFP maupun studio mempunyai ukuran mount 2/3".

Sedangkan untuk jenis-jenis kamera Video ENG mempunyai ukuran mount 1/2" seperti terlihat pada gambar berikut ini:


Pada gambar diatas terlihat salah satu jenis camcorder yang mempunyai ukuran mount 1/2", khusus untuk camcorder ENG ada juga yang mempunyai ukuran mount 1/3". dari uraian singat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jika kita menggunakan jenis kamera video baik itu yang diperuntukan untuk EFP mauapun studio pada umumnya mempunyai ukuran mount lensa 2/3" sedangkan untuk camcorder atau kamera video yang diperuntukan untuk ENG banyak mempunyai ukuran mount lensa mulai dari 1/2" dan 1/3". Demikian postingan yang singkat ini mudah-mudahan bermanfaat untuk teman-teman mahasiswa khusus yang mengambil jurusan broadcast dan teman-teman pada umumnya yang mempelajari teknik kamera video inilah salah satu contoh jenis-jenis ukuran mount lensa pada kamera video yang banyak  di gunakan pada industri pertelevisian saat ini.

Untuk kebutuhan peralatan broadcast anda silakan kunjungi online marketplace kami di https://belanjaqu.co.id/tokobroadcastindonesia



Rabu, 18 November 2015

Apa Yang Di Maksud Dengan Iris Pada Camcorder


Pada kesempatan kali ini saya akan memposting tentang materi apa yang di maksud dengan iris pada camcorder, sebelum mendefiniskannya pertama-tama kita harus memahami  tentang pencahayaan (Exposure) pada camcorder dan ini sangat erat kaitannya dengan lensa camcorder, untuk singkatnya apa yang dimaksud dengan exposure...?  pada saat kita merekam dengan menggunakan camcorder tentunya kita ingin mendapatkan gambar dengan hasil yang normal apa yang dimaksud normal disini yaitu hasil dari gambar yang kita rekam  mempunyai pencahayaan yang tidak gelap (under exposure) dan  sangat terang (Over exposure) dan ini harus diperhatikan oleh kita dalam menggunakan sebuah camcorder pada saat pengambilan gambar. Untuk itu kata harus mengetahui bagian dari pengaturan pencahayaan atau exposure dalam sebuah camcorder, bagian ini terdiri dari :

1. Iris /Aperture/Diafragma
2. Shutter speed
3. Gain
4. ND filter

Dari keempat Bagian tersebut saya akan fokus membahas bagian yang pertama yaitu Iris atau Aperture atau Diafragma. Pengertian Iris atau aperture atau diafragma adalah bagian dari lensa kamera yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kamera. untuk lebih jelasnya mari kita lihat gambar  lensa camcorder berikut ini:


Lensa Camcorder


Pada gambar terlihat bagian ring iris yang di tunjukan pada garis panah merah. Penggunaan istilah Iris atau Aperture atau Diafragma mempunyai pengertian yang sama, khusus untuk kamera video atau camcorder dan pada kamera- kamera televisi lainnya menggunakan istilah Iris, dan pada camera photo atau DSLR banyak menggunakan istilah Aperture atau diafragma. Bagi teman-teman mahasiswa dan teman- teman pelajar pada umumnya yang mau mengetahui dan mempelajari tentang kamera video (camcorder) tidak usah bingung dengan istilah-istilah ini, karena pada prinsipnya ketiga istilah ini (Iris,Aperture,Diafragma) mempunyai pengertian yang sama yaitu bagian dari lensa camcorder yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kamera.

Untuk lebih memahaminya mari kita lihat urutan bilangan Iris yang terlihat pada skala ring iris pada sebuah lensa berikut ini :  1.9 - 2.8 - 4 - 5.6 - 8 - 11 -16
Pengertian dari urutan bilangan iris diatas bisa kita terjemahkan sebagai berikut, karena bukaan Iris diukur dalam satuan f-stop maka urutan bilangan diatas bisa kita tulis menjadi 
f-stop : f/1.9 - f/16. 

Artinya:
Lebih kecil nomor f-stop ( f/1.9) = bukaan diafragma besar
Lebih besar nomor f-stop (f/16) = bukaan diafragma kecil

Dari persamaan bilangan iris diatas bisa kita terjemahkan kedalam gambar berikut ini kita ambil contoh rentang f-stop dari f/1.9 - f/8 dari urutan bilangan iris.



ilustrasi dari iris
                                                       
                                                               f /1.9                     f/8
                                                 



Dari gambar bisa kita analogikan bahwa Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum ke dalam camcorder, sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit, sehingga cahaya yang masuk ke camcorder jadi sedikit. Pada camcorder ada dua pengaturan Iris yaitu Auto dan Manual, Apabila kita menggunakan pengaturan Auto maka camcorder yang akan mengendalikan Pengaturan Irisnya, sedangkan  apabila Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa camcorder seperti yang di tunjukan pada garis panah merah  pada gambar lensa diatas dan kita juga akan melihat skala dari bilangan iris yang tertulis pada ring iris tersebut.

Demikian postingan singkat  yang saya buat, yaitu Apa yang di maksud dengan iris pada camcorder, mudah-mudahan bermanfaat. Sedangkan untuk bagian lainnya seperti shutter speed, Gain Dan ND Filter akan saya jelaskan pada postingan-postingan berikutnya.


Kamis, 12 November 2015

Apa kaitannya antara Focal length dan Optical zoom

Pada postingan kali ini saya akan membahas apa kaitannya antara Focal length dan Optical zoom pada camcorder, sebelum memasuki pembahasan saya akan mereview apa itu focal length dan optical zoom, definisi dari Focal length atau dalam Bahasa Indonesia disebut juga panjang focal adalah jarak dari sebuah sensor kamera  ke inti sebuah optik lensa. Atau secara gampang focal length adalah kemampuan sebuah lensa untuk menangkap suatu objek. Baik objek lebar maupun objek sempit (mendetail) untuk ditangkap ke sensor & diolah oleh kamera.untuk lebih jelasnya lihat gambar lensa camcorder berikut ini :

Lensa Camcorder

Pada gambar terlihat salah satu jenis lensa camcorder yang mempunyai focal length dengan rentang 5.8 - 81.2 dari definisi focal length kita dapat lebih mengetahui bahwa nilai dari  5.8 merupakan jarak terdekat antara sensor kamera ke inti optik lensa dan itu berarti objek terlihat lebar pada LCD camcorder, sedangkan nilai 81.2 jarak terjauh antara sensor kamera ke inti optik lensa sehingga objek terlihat sempit (mendetail) pada LCD camcorder. dengan nilai focal length seperti terlihat pada gambar lensa camcorder diatas maka kita akan lebih memahami apa itu focal length dan apa kaitannya dengan optical zoom, untuk itu kita harus mendefinisikan terlebih dahulu apa itu optical zoom Optical zoom yaitu pembesaran gambar melalui optik lensa sehingga langsung dari lensa (optik) camcorder yang dipakai akibatnya walaupun di zoom gambar tidak akan pecah, dan yang jadi pertanyaan sekarang berapa nilai dari optical zoom pada lensa camcorder yang terlihat pada gambar diatas yang mempunyai rentang focal length 5.8 - 81.2 ........?

Untuk itu saya menggunakan rumusan matematika dasar untuk menentukan nilai dari optical zoom pada lensa camcorder diatas sebagai berikut,
Diketahui:
Nilai focal length 5.8 kita asumsikan FLB ( Focal lenght bawah )
Nilai focal length 81.2 kita asumsikan FLA ( Focal length atas)

Ditanyakan :
Berapa nilai Optical zoomnya (OZ) .............. ?

Jawab:
kita dapat merumuskan sebagai berikut
OZ = FLA / FLB, artinya Optical zoom dapat dicari dengan Nilai focal length atas dibagai dengan nilai focal length bawah.
OZ = 81.2 / 5.8
      = 14 X
dari rumusan yang saya buat diatas maka kita dapat mengetahui bahwa lensa dengan rentang focal length 5.8 - 81.2 mempunyai nilai optical zoom sebesar 14 kali ( 14 X ).

Dari hasil yang didapat dari perhitungan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila kita mempunyai lensa camcorder dan ingin mengetahui berapa sih kemampuan optical zoom dari lensa camcorder yang kita milikiyang paling utama yang  harus kita  lihat adalah  nilai rentang focal length dari lensa yang kita miliki dan dengan menggunakan perumusan yang saya buat maka dapat diketahui berapa nilai dari kemampuan optical zoom dari lensa yang kita miliki.

Demikian postingan singkat yang saya buat ini yaitu kaitan antara focal length dan optical zoom, mudah-mudahan bermanfaat.







Minggu, 08 November 2015

Cara Setting System Pada Kamera Sony PMW 300

Camcorder Sony PMW 300

















Menu Pengaturan Camcorder Sony PMW 300














Pada Gambar satu terlihat bentuk fisik dari camera recorder (Camcorder) Merk Sony PMW 300, Pada postingan  kali ini difokuskan pada pembahasan cara pengaturan sistem pada kamera Sony PMW 300, hal ini merupakan salah satu bagian terpenting untuk user ketahui sebelum melakukan perekaman. Nama dari Menu Pengaturan ini yaitu "Other" untuk mengaturnya  kursor kita arahkan ke System seperti yang terlihat pada gambar dua, dari Pengaturan sistem ini terlihat ada 5 sub pengaturan lagi yang harus kita tentukan:

1. Country
2. File system
3. HD/SD
4 XAVC/MPEG2
5. Format

1. Pada Pengaturan Country kita pilih PAL kenapa ?  karena PAL merupakan sistem Broadcast yang banyak di  gunakan di indonesia
2. File sistem pada kamera ini terdiri dari tiga yaitu : UDF( Universal Disk Format) menghasilkan file yang  ber ekstensi MXF, exFAT(Extended file allocation table) menghasilkan file ber ekstensi MXF, FAT (File alocation Table) Menghasilkan file ber ekstensi MP4. kita Pilih exFAT ( untuk penjelasan lebih lengkap akan di uraikan pada potingan selanjutnya...)
3. HD/SD, Kita Pilih Untuk menetukan kualitas gambar High Definition
4. XAVC/Mpeg2, Kita Pilih Mpeg2 kenapa ? karena Mpeg2 merupakan codec yang sudah banyak digunakan oleh software- Software editing yang nantinya akan memudahkan dalam post production.
5. Format yaitu pengaturan yang dilakukan untuk menetukan Frame rate, resolusi dan aspek ratio
pada pengaturan ini kita tentukan ( HD 422/1080/50i).

Untuk mengetahui apa itu Codec, Frame rate, Resolusi dan aspek ratio dapat di liat pada postingan saya sebelumnya yaitu mengenai teknologi high definition.



Sabtu, 10 Oktober 2015

TEKNOLOGI HIGH DEFINITION (HD)

Tentang Teknologi High Definition (HD)
HD merupakan format video perkembangan versi sebelumnya (SD - Standard definition) dimana dalam format HD ini kita disuguhkan dengan video yang jauh lebih tinggi kualitasnya dibanding SD. Sistem HD sudah digunakan secara luas untuk broadcasting.

High Definition sendiri sebenarnya telah digunakan sebagai contoh yang terdapat di HD TV atau High Definition Television
Oleh karena itu, untuk lebih mengenal High Definition,
kita harus mengenal 3 faktor penting, yaitu tentang Resolusi, Aspek rasio, dan Frame rate (tingkat frame).

Resolusi Merupakan kumpulan dari beberapa pixel yang menjadi satu,
sedangkan pixel itu sendiri merupakan bagian terkecil yang berbentuk persegi dan mempunyai tiga warna,
yaitu merah, hijau, dan biru, atau RGB (Red Green Blue).
Sebagai contoh, apabila kita mempunyai sebuah foto dengan format JPEG atau JPG,
kemudian kita lakukan zoom (perbesar) secara terus menerus, maka hasil yang didapat adalah gambar dalam foto itu akan menjadi pecah-pecah
berbentuk seperti kotak-kotak, seperti itulah pixel yang dimaksud.
Semakin banyak jumlah pixel yang digunakan, maka semakin jernih kualitas gambar yang dihasilkan.

Resolusi yang digunakan untuk menentukan High  Definition ada tiga format yaitu:
1.  720p
Merupakan format resolusi yang mempunyai ukuran asli 1280 x 720 pixels.
Gambar yang ditampilkan dalam resolusi ini biasanya akan terlihat nyata.
Selain itu, gambar yang dihasilkan dalam resolusi ini terlihat halus tanpa ada bagian yang pecah sama sekali.

2. 1080i
Merupakan format resolusi yang mempunyai ukuran asli 1920 x 1080 pixels.
Gambar yang ditampilkan dalam format ini lebih bagus dibandingkan dengan 720p karena resolusi yang semakin besar.
Selain itu, dengan resolusi ini gambar terlihat secara detail, dimana setiap warna yang ditampilkan seperti aslinya.

3. 1080p
Merupakan format resolusi yang mempunyai ukuran asli 1920 x 1080 pixels.
Sebenarnya resolusi 1080i sama dengan resolusi 1080p, tetapi ada beberapa perbedaan,
diantaranya adalah terlihat dari tingkat kedetailan gambar yang dihasilkan oleh 1080p lebih bagus dari pada 1080i.
Selain itu, gambar yang dihasilkan lebih nyata lagi.

Sebenarnya huruf  "i" pada 1080i merupakan kepanjangan dari Interlaced.
Interlaced adalah suatu teknik untuk meningkatkan kualitas gambar tanpa harus menggunakan banyak bandwith.
Sedangkan untuk huruf "p" pada 720p dan 1080p merupakan kepanjangan dari Progressive.
Progressive adalah suatu teknik untuk menampilkan maupun mentransmisi gambar bergerak ke dalam setiap garis pada frame.

Aspek rasio Adalah rasio antara lebar dan tinggi yang terlihat pada layar.
Sebagai contoh, sebesar apapun ukuran layar yang digunakan oleh sebuah televisi (TV),
pasti mempunyai sebuah aspek rasio, dimana apabila setiap penambahan 4 inci lebar layar maka hal itu juga akan berpengaruh dengan penambahan 3 inci tinggi layar.
Itu berarti, rasio yang digunakan oleh TV itu adalah 4:3.
Hal ini berguna untuk menampilkan suatu pencitraan yang baik layaknya seperti mata kita ketika melihat sebuah objek.
Selain aspek rasio 4:3, kita juga mengenal aspek rasio dengan perbandingan 16:9 yang biasa digunakan dalam format High Definition.

Frame rate Banyaknya rate yang berjalan di dalam suatu frame,
artinya  sebuah video akan berjalan lebih mulus jika di dalam suatu frame banyak rate-nya.
Seperti halnya yang terjadi pada resolution, frame rate juga dipengaruhi oleh interlaced dan progressive yang terjadi ketika suatu virtual dijalankan.

Frame rate yang digunakan secara umum diantaranya :
50i
Merupakan frame rate yang berarti memiliki 50 bagian interlaced.

50p
Merupakan frame rate yang berarti memiliki 50 bagian progressive.

25p
Merupakan frame rate yang berarti memiliki 25 bagian progressive.

Manakah yang lebih bagus? HD 50i atau HD 50p?
HD 50i
Pada perangkat HD video record yang bertuliskan 50i artinya ia merekam gambar bergerak sebesar 50 frame interlaced per detik. Jadi i disini berarti interlaced
merupakan teknik merekam dengan menangkap jumlah field genap dahulu selama 1/2 detik, kemudian disusul dengan field ganjil 1/2 detik kemudian atau sebaliknya.  Jadi tiap 1 detik tertangkap 50 field yang terdiri dari selang-seling field genap dan field ganjil secara bergantian terus menerus.

HD 50p// 25p
Perangkat yang bertuliskan 50p // 25p artinya ia merekam gambar bergerak sebesar 50 // 25  frame progressive per detik. Jadi p disini berarti progressive.
Progressive merupakan teknik merekam dengan menangkap field-field secara berurut tiap detik, jadi teknik ini berbeda dengan interlaced yang membagi field menjadi genap atau ganjil dan bisa merekam gambar secara full motion.

Kualitas Sistem “i”Dan Sistem “p”
Sekilas kita lihat tidak ada perbedaan kualitas yang terlalu mencolok antara 50i dengan 50p namun jika anda perhatikan, video rekaman yang 50i akan tampak bergaris, sedangkan 50p akan tampak halus.  50i bisa timbul garis-garis dikarenakan sistem field genap dan ganjil tadi yang berselang-seling menangkap gambar. Sedangkan pada video 50p hal ini tentu tidak terjadi karena semuanya ditangkap secara berurut.
Jadi itulah alasannya mengapa sistem p lebih bagus dibanding sistem i.

Codec
—Codec adalah istilah dari singkatan “compression/decompression”, atau bisa juga “compressor/decompressor” atau juga “code/decode”. dimana fungsinya adalah untuk mengkompress dan mengekstrak file video.
—codec juga dibutuhkan bagi orang yang ingin mengedit audio maupun video, karena aplikasi  editing audio maupun video tidak menyertakan codec untuk format audio maupun video lainnya, sehingga anda perlu menginstall codec agar dapat mengedit audio dan video tersebut.


Untuk kebutuhan peralatan broadcast anda silakan kunjungi online marketplace kami di www.bukalapak.com